Pernah dengar nama Candida albicans? Candida albicans adalah satu dari sekian banyak jenis yeast yang namanya cukup dikenal di bidang Mikrobiologi. Yeast sendiri merupakan fungi mikroskopis bersel tunggal yang bereproduksi secara vegetatif dengan membentuk sejenis kuncup (budding). Beberapa jenis yeast, termasuk Candida albicans, memiliki sifat dimorphic. Ketika berada di alam ia akan tumbuh sebagai miselium dan ketika berada di dalam tubuh ia akan tumbuh sebagai yeast yang bereproduksi dengan membentuk budding. Candida albicans secara alami dapat ditemukan di dalam membran mukosa mulut dan juga di dalam vagina. Keberadaannya di dalam tubuh manusia ini dikenal dengan istilah 'flora normal'. Sebagai flora normal vagina, Candida albicans tidak hidup sendirian melainkan hidup bersama dengan beberapa mikroorganisme lainnya. Lalu apa hubungannya Candida albicans dengan keputihan? Dalam kondisi normal, kehadiran Candida albicans dalam tubuh manusia tidak menimbulkan gangguan apapun. Gangguan hanya akan muncul apabila keseimbangan populasi flora normal ini mengalami perubahan. Entah itu jumlahnya meningkat dengan pesat ataupun menurun secara drastis. Perubahan keseimbangan flora normal dalam vagina dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain: 1. Penggunaan alat kontrasepsi oral. Penggunaan alat kontrasepsi oral ini dapat menyebabkan perubahan kondisi hormonal yang pada akhirnya akan mempengaruhi derajat keasaman (pH) vagina. Adanya perubahan pH ini akan mempengaruhi keseimbangan flora normal yang ada di dalamnya. 2. Mengkonsumsi antibiotik (dari golongan tetracycline) secara berlebihan akan mengganggu keseimbangan flora normal vagina dan berakibat lebih jauh akan meningkatkan pertumbuhanCandida albicans. 3. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan pembersih vagina juga akan mematikan flora normal tertentu dalam vagina, sehingga komposisi flora normal menjadi tidak seimbang. 4. Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat dan penggunaan pembalut yang terlalu sering akan mengurangi aerasi di daerah vagina, sehingga akan meningkatkan suhu dan kelembaban di sana. Kondisi semacam ini memungkinkan yeast untuk berkembang biak dengan pesat. Adanya perubahan keseimbangan flora normal dalam vagina tersebut akan mengakibatkan munculnya gangguan yang biasa disebut keputihan. Keputihan yang disebabkan oleh Candida albicans dikenal dengan nama 'vulvovaginal candidiasis'. Gejala umum yang biasa muncul adalah rasa gatal yang teramat sangat pada vagina bagian luar, labia mayora (bibir vagina) menjadi kemerahan dan terkadang bengkak, keluar cairan vagina berwarna putih serupa keju berbau jamur. Meskipun 'vulvovaginal candidiasis' ini dapat diobati, ada baiknya kalau kita melakukan pencegahan agar tak dihinggapi gangguan yang satu ini. Caranya? 1. Jagalah kebersihan vagina dan sekitarnya, tapi usahakan untuk tidak terlalu sering menggunakan cairan pembasuh vagina. 2. Setiap selesai buang air sebaiknya membasuh vagina dari arah depan ke belakang (dari vagina ke anus). 3. Hindari penggunaan celana dalam yang ketat ataupun berbahan nylon, lebih baik gunakan celana dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat. 4. Jangan malas untuk mengganti pembalut sesering mungkin di saat menstruasi. Apabila 'vulvovaginal candidiasis' terlanjur menghampiri, segeralah berobat ke Spesialis Kulit dan Kelamin. Biasanya Dokter akan memberikan obat antifungi berbentuk cream untuk dioleskan atau berbentuk supositoria untuk dimasukkan ke dalam vagina ataupun berupa obat per oral (untuk diminum). ------------- Sapporo 19012005, S. Gilangtresna Referensi : Cole, G. T. 1996. Basic Biology of Fungi. In Medical Microbiology 4th edition, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas. Marrazzo, J. 2003. Vulvovaginal candidiasis. British Medical Journal. Vol. 326 : p 993-994 Mc. Ginnis, M. R. and Tyring, S. K. 1996. General Concept of Mycology. In Medical Microbiology 4th edition, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas Walsh, T. J. and Dixon, D. M. 1996. Spectrum of Mycoses. In Medical Microbiology 4th, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas.
Pernah dengar nama Candida albicans? Candida albicans adalah satu dari sekian banyak jenis yeast yang namanya cukup dikenal di bidang Mikrobiologi. Yeast sendiri merupakan fungi mikroskopis bersel tunggal yang bereproduksi secara vegetatif dengan membentuk sejenis kuncup (budding). Beberapa jenis yeast, termasuk Candida albicans, memiliki sifat dimorphic. Ketika berada di alam ia akan tumbuh sebagai miselium dan ketika berada di dalam tubuh ia akan tumbuh sebagai yeast yang bereproduksi dengan membentuk budding. Candida albicans secara alami dapat ditemukan di dalam membran mukosa mulut dan juga di dalam vagina. Keberadaannya di dalam tubuh manusia ini dikenal dengan istilah 'flora normal'. Sebagai flora normal vagina, Candida albicans tidak hidup sendirian melainkan hidup bersama dengan beberapa mikroorganisme lainnya. Lalu apa hubungannya Candida albicans dengan keputihan? Dalam kondisi normal, kehadiran Candida albicans dalam tubuh manusia tidak menimbulkan gangguan apapun. Gangguan hanya akan muncul apabila keseimbangan populasi flora normal ini mengalami perubahan. Entah itu jumlahnya meningkat dengan pesat ataupun menurun secara drastis. Perubahan keseimbangan flora normal dalam vagina dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain: 1. Penggunaan alat kontrasepsi oral. Penggunaan alat kontrasepsi oral ini dapat menyebabkan perubahan kondisi hormonal yang pada akhirnya akan mempengaruhi derajat keasaman (pH) vagina. Adanya perubahan pH ini akan mempengaruhi keseimbangan flora normal yang ada di dalamnya. 2. Mengkonsumsi antibiotik (dari golongan tetracycline) secara berlebihan akan mengganggu keseimbangan flora normal vagina dan berakibat lebih jauh akan meningkatkan pertumbuhanCandida albicans. 3. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan pembersih vagina juga akan mematikan flora normal tertentu dalam vagina, sehingga komposisi flora normal menjadi tidak seimbang. 4. Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat dan penggunaan pembalut yang terlalu sering akan mengurangi aerasi di daerah vagina, sehingga akan meningkatkan suhu dan kelembaban di sana. Kondisi semacam ini memungkinkan yeast untuk berkembang biak dengan pesat. Adanya perubahan keseimbangan flora normal dalam vagina tersebut akan mengakibatkan munculnya gangguan yang biasa disebut keputihan. Keputihan yang disebabkan oleh Candida albicans dikenal dengan nama 'vulvovaginal candidiasis'. Gejala umum yang biasa muncul adalah rasa gatal yang teramat sangat pada vagina bagian luar, labia mayora (bibir vagina) menjadi kemerahan dan terkadang bengkak, keluar cairan vagina berwarna putih serupa keju berbau jamur. Meskipun 'vulvovaginal candidiasis' ini dapat diobati, ada baiknya kalau kita melakukan pencegahan agar tak dihinggapi gangguan yang satu ini. Caranya? 1. Jagalah kebersihan vagina dan sekitarnya, tapi usahakan untuk tidak terlalu sering menggunakan cairan pembasuh vagina. 2. Setiap selesai buang air sebaiknya membasuh vagina dari arah depan ke belakang (dari vagina ke anus). 3. Hindari penggunaan celana dalam yang ketat ataupun berbahan nylon, lebih baik gunakan celana dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat. 4. Jangan malas untuk mengganti pembalut sesering mungkin di saat menstruasi. Apabila 'vulvovaginal candidiasis' terlanjur menghampiri, segeralah berobat ke Spesialis Kulit dan Kelamin. Biasanya Dokter akan memberikan obat antifungi berbentuk cream untuk dioleskan atau berbentuk supositoria untuk dimasukkan ke dalam vagina ataupun berupa obat per oral (untuk diminum). ------------- Sapporo 19012005, S. Gilangtresna Referensi : Cole, G. T. 1996. Basic Biology of Fungi. In Medical Microbiology 4th edition, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas. Marrazzo, J. 2003. Vulvovaginal candidiasis. British Medical Journal. Vol. 326 : p 993-994 Mc. Ginnis, M. R. and Tyring, S. K. 1996. General Concept of Mycology. In Medical Microbiology 4th edition, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas Walsh, T. J. and Dixon, D. M. 1996. Spectrum of Mycoses. In Medical Microbiology 4th, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas.