27-04-24 (04:39)
pengunjung..
Login | Register
islamku.wap.sh
27-04-24 | 04:39: WIB
boz..

Kumpulan aplikasi islam kitab Alquran terjemah | kitab fiqih | kitab nahwu, shorof | kitab akhlaq | dan aplikasi kitab lainya. Ma'af tidak ada keterangan karena admin belum mengerti isi dan keterangan kitab2 tersebut. Pelajarilah maka anda akan mengerti dengan sendirinya. Jangan pernah takut salah karena kesalahan suatu awal dari kebenaran , dan jangan pula malu untuk bertanya demi menghilangkan kebodhohan dan kesesatan. . !!

Fan Tajwid,Tafsir & Ilmu Al Quran

tafsir-al-khozin.jar
qurantajwid.jar
mufrodatquran.jar
metode-hafal.jar
iquran-v1-1-7-full-niex.jar
fatihahwasith.jar
asbabunuzul.jar
arabicmufrodatquran.jar
arabicfarsialmonji.jar
arabicasshehahfillughot.jar
almojamalwasit.jar
ulumul-quran.jar
juz30.jar
jalalain.jar
tafsirjalalain.jar
paket-alquran.jar
quran1.jar
quran2.jar
quran3.jar
quran-tafsir.jar
quran-tarjamah.jar
tafsir-al-qurthuby.jar
ulumulquran.jar
terjfutuhulgoib.jar
Fan Nahwu, Sharaf & Bilaghoh

Nahwusharaf.jar
Mutammimah.jar
matan-ajjurumiyah.jar
ibnu-aqil.jar
asshihahfillughot.jar
arabicnahwusharf.jar
arabicfarsialmonji.jar
arabicasshehahfillughot.jar
alfiyahharokat.jar
alamtsal1.jar
almojamalwasit.jar
uquduljuman.jar
sullamulmunauroq.jar
jauharulmaknun.jar
Fan Hadits dan mustolah

terjemah bulugulmarom.jar
sunanabudawud.jar
sunan-abu-dawud-10-juli.ja
shahih-bukhori4.jar
musnadsyafii.jar
jamiuddurus-2.jar
jamiuddurus2.jar
arbainnawawi.jar
almuwaththa.jar
terjriyadusolihin-2.jar
Fan Fiqih dan Ushul

terjemah futuhulgoib.jar
al-iqna-fiqh.jar
alain.jar
bughyahmustarsyidin.tjr
fathul-muin.jar
fathul-qorib.jar
fathul-wahhab.jar
fatihahwasith.jar
i-tholibin.jar
kutubul-fiqh.jar
Kitab Tasawuf,Akhlak,Doa & Wirid

wejangan-syaikh-abdulqodir.jar
adab-penganten.ja
adillatulwirdiwarotib.jar
alhikam.jar
auradwaahzab.jar
bidah.jar
doaasmaulhusna.jar
doadzikir.jar
doatahlil.jar
maulidsimtudduror.jar
=== Islamic blog ===

Wanita yg pengaduanya didengar ALLAH SWT dari langit ketujuh

Assalamualaikum, . Selamat membaca semoga bermanfaat, . Amin. . .

[Wanita yang Aduannya Didengar Allah dari Langit Ketujuh] ------------- Penyusun: Ummu Sufyan Beliau adalah Khaulah binti Tsa'labah bin Ashram bin Fahar bin Tsa'labah Ghanam bin Auf. Suaminya adalah saudara dari Ubadah bin Shamit, yaitu Aus bin Shamit bin Qais. Aus bin Shamit bin Qais termasuk sahabat Rasulullah yang selalu mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam peperangan, termasuk perang Badar dan perang Uhud. Anak mereka bernama Rabi'. Suatu hari, Khaulah binti Tsa'labah mendapati suaminya sedang menghadapi suatu masalah. Masalah tersebut kemudian memicu kemarahannya terhadap Khaulah, sehingga dari mulut Aus terucap perkataan, "Bagiku, engkau ini seperti punggung ibuku." Kemudian Aus keluar dan duduk-duduk bersama orang-orang. Beberapa lama kemudian Aus masuk rumah dan 'menginginkan' Khaulah. Akan tetapi kesadaran hati dan kehalusan perasaan Khaulah membuatnya menolak hingga jelas hukum Allah terhadap kejadian yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah islam (yaitu dhihaar). Khaulah berkata, "Tidak… jangan! Demi yang jiwa Khaulah berada di tangan-Nya, engkau tidak boleh menjamahku karena engkau telah mengatakan sesuatu yang telah engkau ucapkan terhadapku sampai Allah dan Rasul-Nya memutuskan hukum tentang peristiwa yang menimpa kita." Kemudian Khaulah keluar menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta fatwa dan berdialog tentang peristiwa tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kami belum pernah mendapatkan perintah berkenaan dengan urusanmu tersebut… aku tidak melihat melainkan engkau sudah haram baginya." Sesudah itu Khaulah senantiasa mengangkat kedua tangannya ke langit sedangkan di hatinya tersimpan kesedihan dan kesusahan. Beliau berdo'a, "Ya Allah sesungguhnya aku mengadu tentang peristiwa yang menimpa diriku." Tiada henti-hentinya wanita ini ini berdo'a hingga suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pingsan sebagaimana biasanya beliau pingsan tatkala menerima wahyu. Kemudian setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sadar, beliau bersabda, "Wahai Khaulah, sungguh Allah telah menurunkan ayat Al-Qur'an tentang dirimu dan suamimu." kemudian beliau membaca firman Allah yang artinya, "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat….." sampai firman Allah: "Dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang pedih." (QS. Al-Mujadalah:1-4) Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan kepada Khaulah tentang kafarah dhihaar, yaitu memerdekakan budak, jika tidak mampu memerdekakan budak maka berpuasa dua bulan berturut-turut atau jika masih tidak mampu berpuasa maka memberi makan sebanyak enam puluh orang miskin. Inilah wanita mukminah yang dididik oleh islam, wanita yang telah menghentikan khalifah Umar bin Khaththab saat berjalan untuk memberikan wejangan dan nasehat kepadanya. Dalam sebuah riwayat, Umar berkata, "Demi Allah seandainya beliau tidak menyudahi nasehatnya kepadaku hingga malam hari maka aku tidak akan menyudahinya sehingga beliau selesaikan apa yang dia kehendaki, kecuali jika telah datang waktu shalat maka saya akan mengerjakan shalat kemudian kembali untuk mendengarkannya hingga selesai keperluannya." Alangkah bagusnya akhlaq Khaulah, beliau berdiri di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berdialog untuk meminta fatwa, adapun istighatsah dan mengadu tidak ditujukan melainkan hanya kepada Allah Ta'ala. Beliau berdo'a tak henti-hentinya dengan penuh harap, penuh dengan kesedihan dan kesusahan serta penyesalan yang mendalam. Sehingga do'anya didengar Allah dari langit ketujuh. Allah berfirman yang artinya, "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah (berdo'a) kepadaûKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al-Mu'min: 60) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, "Sesungguhnya Rabb kalian Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi itu Maha Malu lagi Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya jika hamba-Nya mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan)." (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah) Hikmah Tidak setiap do'a langsung dikabulkan oleh Allah. Ada faktor-faktor yang menyebabkan do'a dikabulkan serta adab-adab dalam berdo'a, diantaranya: 1) Ikhlash karena Allah semata adalah syarat yang paling utama dan pertama, sebagaimana firman Allah yang artinya, "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya)." (QS. Al-Mu'min: 14) 2) Mengawali do'a dengan pujian dan sanjungan kepada Allah, diikuti dengan bacaan shalawat atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan diakhiri dengan shalawat lalu tahmid. 3) Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do'a serta yakin akan dikabulkan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Khaulah binti Tsa'labah radhiyallahu 'anha. 4) Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdo'a, tidak terburu-buru serta khusyu' dalam berdo'a. 5) Tidak boleh berdo'a dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah semata. 6) Serta hal-hal lain yang sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Selain hal-hal di atas, agar do'a kita terkabul maka hendaknya kita perhatikan waktu, keadaan, dan tempat ketika kita berdo'a. Disyari'atkan untuk berdo'a pada waktu, keadaan dan tempat yang mustajab untuk berdo'a. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang penting bagi terkabulnya do'a. Diantara waktu-waktu yang mustajab tersebut adalah: 1) Malam Lailatul qadar. 1) Pertengahan malam terakhir, ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. 1) Akhir setiap shalat wajib sebelum salam. 1) Waktu di antara adzan dan iqomah. 1) Pada saat turun hujan. 1) Serta waktu, keadaan, dan tempat lainnya yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Semoga Allah memberikan kita taufiq agar kita semakin bersemangat dan memperbanyak do'a kepada Allah atas segala hajat dan masalah kita. Saudariku, jangan sekali pun kita berdo'a kepada selain-Nya karena tiada Dzat yang berhak untuk diibadahi selain Allah Subhanahu wa Ta'ala dan janganlah kita berputus asa ketika do'a kita belum dikabulkan oleh Allah. Wallahu Ta'ala a'lam.

Kembali ke post !
Thanks Broowh...

Tuliskan komentar anda

home | admin | guestbook
Situse Cah Picis
PEKALONGAN-INDONESIA
©07-11-2012 hendy's